Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Pimpinan, para guru, para undangan, serta hadirin yang berbahagia,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat bersama-sama memperingati Hari Kartini—sebuah momentum penting untuk merefleksikan perjuangan seorang perempuan luar biasa dalam sejarah bangsa Indonesia.
Hadirin yang saya muliakan,
Raden Ajeng Kartini telah menjadi simbol perjuangan kaum perempuan, bukan hanya dalam meraih hak pendidikan, tetapi juga dalam memperjuangkan kebebasan berpikir dan kesetaraan dalam bermasyarakat. Melalui surat-suratnya yang kemudian dikenal dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang,” Kartini menyalakan obor harapan di tengah keterkungkungan budaya dan ketidakadilan.
Semangat yang beliau wariskan sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 257:
اللَّÙ‡ُ ÙˆَÙ„ِÙŠُّ الَّذِينَ آمَÙ†ُوا ÙŠُØ®ْرِجُÙ‡ُÙ… Ù…ِّÙ†َ الظُّÙ„ُÙ…َاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ النُّورِ
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.”
(minadz–zhulumati ilan–nÅ«r)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perjuangan menuju pencerahan adalah bagian dari jalan iman dan ilmu. Kartini, dengan keteguhan hati dan kecerdasannya, telah menjadi pelita bagi perempuan Indonesia untuk bangkit, belajar, dan berkontribusi tanpa kehilangan identitasnya sebagai perempuan yang luhur.
Hadirin yang berbahagia,
Di era modern ini, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan itu—menjaga semangat pencerahan dan membuka ruang-ruang kesetaraan di semua lini kehidupan. Pendidikan, akhlak, dan keberanian untuk berpikir kritis adalah bentuk nyata dari cahaya yang Kartini perjuangkan.
Mari kita jadikan Hari Kartini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk melangkah dari “gelap” menuju “terang”—dari ketertinggalan menuju kemajuan, dari ketidakadilan menuju keseimbangan peran.
Demikian yang dapat saya sampaikan,
Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita menuju cahaya yang hakiki.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.